Thursday, November 12, 2015

SPECTRE : Review



 

Tahun ini, penggemar film spionase dibuat terkesima dengan kemunculan Kingsman : TheSecret Service, dan Spy beberapa waktu lalu. Bagi saya yang menjadi salah satu penunggu tayangnya James Bond : Spectre, film-film diatas semakin menggugah ekspektasi saya terhadap film ke 24 Bond tersebut.

Bagaimana tidak, baik Kingsman atau Spy, sukses membuat saya terpesona. Guliran humor yang fresh, dan jalinan cerita yang unik membuatnya pantas untuk mendapatkan tempat di hati penonton. Hingga akhirnya saya kebagian jatah menonton Spectre di hari perdana pemutarannya di Indonesia, beberapa waktu lalu.

Spectre, dibuka dengan sangat megah dengan parade kematian di Mexico City. Melihat tingkah sang agen 007 dalam sesi pembuka, terlihat sangat menjanjikan. Keren! Adegan gedung runtuh yang diselingi sedikit kekocak-an sekilas mengingatkan saya pada edisi lawas James Bond. Ya, humor! Adegan pertempuran diatas helicopter membuat penonton menahan nafas. Settingnya sih, bagus. Tapi bagi saya adegan ini kualitasnya masih dibawah adegan fight satu lawan satu di pembuka Casino Royale, dimana Bond bertarung di crane, kejar-kejaran hingga menghancurkan kantor kedutaan.

Ohya, adegan gunbarrel yang sempat ditaruh dibelakang pada Skyfall, kini ditempatkan kembali pada sesi pembuka. Dan setelah scene pembuka yang menegangkan, opening songnya langsung dinyanyikan oleh Sam Smith : Writings on the wall. Entah mengapa, saya tidak bisa begitu menikmati theme song ini. Jauh lebih klemah klemeh dan tanpa semangat jika dibandingkan Adele : Skyfall yang megah dan semangat. Tapi tetap kelam. Dan bagi saya, theme song ini juga lebih buruk dari tomorrow never die yang terkenal itu.

Semenjak Bond dibintangi oleh Daniel Craig,  banyak sisi humanism yang terangkat. Begitu juga di film Spectre ini. Sam Mendes mencoba mendekatkan penonton dengan masa lalu Bond yang kelam. Dalam film ini, banyak tokoh-tokoh serta adegan yang akan mengingatkan kita pada film-film Bond klasik. Disamping itu, penokohan juga semakin mirip-mirip. M diperankan oleh Ralph Fienes menggantikan Judi Dench. Sementara itu, kepala teknisi MI6 dipegang oleh Q (Ben Wishaw) yang – walau sedikit, mulai terlihat konyol seperti M ‘tua’ di Bond 70-an. Adapun sebagai Bond girl, tampil aktris senior Monica Belucci dan aktris muda Lea Seydoux selain Miss Moneypenny yang masih diperankan Naomie Harris.

Dalam film ini, penonton diingatkan dengan Ernst Stavro Bloveld yang diperankan oleh Cristoph Waltz. Entah mengapa, sang villain ini tidak terlihat gahar. Masih ngeri Raul Silva di Skyfall atau Le Chiffre. Selain itu, penggemar Bond tentu ingat sosok Jaws yang tinggi besar dengan kekuatan yang menakjubkan dan menjengkelkan. Dalam Spectre, dihadirkan sosok Hinx (Dave Bautista) yang terlihat sangat gahar, menjengkelkan, dan (lagi-lagi) mengingatkan penonton pada From Russia With Love saat Bond beradu hantam dalam kereta api. Tetapi sayangnya, baik Hinx atau Blofeld, dalam Spectre kurang dieksplor mendalam sehingga emosi penonton untuk membenci sang villain kurang terasa.

Jalinan cerita, meski cukup rumit namun terkesan bertele-tele. Ya, baiklah film ini mempunyai durasi panjang (hampir 3 jam) namun dalam waktu-waktu itu, saya menganggap Sam Mendes gagal menggugah emosi penonton yang terlewat berekspektasi tinggi terhadap Spectre. Dalam durasi yang panjang itu, drama masih menjadi nomor satu. Selain aksi kejar-kejaran mobil mewah yang seru di Roma dan misi di Mexico City, nyaris tidak ada yang diharapkan dari adegan aksi yang ‘wah’.

Terlepas dari semua penilaian negative saya, Spectre yang dikabarkan merupakan film terkahir Craig ini sebagaimana serial Bond lainnya, sangat menghibur! Craig yang dalam seri sebelumnya selalu tampil dingin, dalam Spectre terlihat lebih fun dan humoris. Selain itu, sentuhan humor saat Bond mengendarai mobil mewahnya juga membuat suasanya menjadi seperti nonton Bond klasik. Bagi pecinta James Bond, jangan lewatkan adegan-adegan seperti pertarungan di kereta api dimana Bond mengenakan jas putih dengan mawar merah disakunya dan juga kejar-kejaran di perbukitan es di Austria yang membawa kita seperti nonton Roger Moore.

Bagi kamu yang mengikuti serial James Bond dan berharap dengan film yang sangat bagus, lepaskan ekspektasi kalian. Karena Spectre sebagai film spionase bagi saya lebih kalah seru di banding Kingsman atau Spy. Dan diantara seri lain dari Craig, Casino Royale tetap menjadi yang terbagus, disusul Skyfall.


8 comments:

  1. Setuju! aku juga kemarin abis nonton Spectre dan menurut ku jalan ceritanya tidak se-waw James Bondnya Craig Casino Royale atau Skyfall. Oiya apa menurutku aja disini lebih banyak romancenya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Konskuensi juga sih, ya. Untuk mengangkat sisi Bond yang lebih realistis butuh banyak drama. :D

      Delete
  2. aku kirain, cuma aku yg ngerasa film bond yg terbaru ini antiklimaks...ternyataaa...ada jg yg berpendapat bgitu ;).. syukurlah, jd g aneh sendiri hahaha ;p.. aku jg kurang suka film yg skr mas... awalnya bgs, tp kok ya akhirnya biasa aja ya... action kurang, themesong biasa aja... penjahatnya jg klemer2 gitu -__-

    ReplyDelete
  3. baru berniat nonton besok. kingsman sama the spy aja gue baru nonton setengah2.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kingsman dan Spy untuk penggemar film spionase wajib nonton :D

      Delete

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...